POSTULATE KOCH
Robert Koch lahir pada tanggal 11
Desember 1843 di Clausthal-Zellerfeld, Hannover, Jerman dengan nama Robert
Heinrich Hermann Koch. Ayahnya adalah seorang ahli pertambangan terkemuka. Koch
menempuh pendidikan dasar di sekolah lokal yang terletak tidak jauh dari tempat
tinggalnya. Pada saat memasuki sekolah menengah atas, Koch menunjukkan
ketertarikannya yang sangat tinggi terhadap biologi.
Dalam biografi Robert Koch pada sebuah
publikasi yang berjudul Nobel Lectures, Physiology or Medicine 1901-1921
dijelaskan, Koch mempelajari ilmu kedokteran di University of Gottingen pada
tahun 1862. Kemudian, di tempat ini Koch mengenal seorang profesor dalam bidang
anatomi, Jacob Henle. Perkenalan tersebut tampaknya menjadi pengalaman yang
bersejarah bagi Koch.
Jacob Henle adalah orang pertama yang
mempengaruhi Koch untuk mempelajari bakteriologi. Hal itu dirasakan Koch ketika
mengetahui pendapat Henle yang menyatakan, penyakit menular disebabkan oleh
organisme parasit hidup. Setelah itu, Koch pun lulus dan mendapat gelar M.D. (medical
doctor) pada tahun 1866. Koch kemudian menikah dengan Emmy Fraats yang
memberikannya seorang anak bernama Gertrud.
Penelitian Koch terhadap antraks
dimulai ketika antraks menjadi penyakit hewan dengan prevalensi paling tinggi
pada masa itu. Dengan berbekal sebuah mikroskop sederhana dalam laboratorium di
ruangan rumahnya, Koch mencoba membuktikan secara ilmiah mengenai bacillus
yang menyebabkan antraks. Hal itu dilakukan dengan menyuntikkan Bacillus
anthracis ke dalam tubuh sejumlah tikus. Koch mendapatkan Bacillus
anthracis tersebut dari limpa hewan ternak yang mati karena antraks.
Hasilnya, semua tikus yang telah
disuntik oleh Bacillus anthracis ditemukan dalam keadaan mati. Sementara
itu, tikus yang di suntik oleh darah yang berasal dari limpa hewan sehat
ditemukan dalam keadaan masih hidup. Melalui percobaannya ini, Koch memperkuat
hasil penelitian ilmuwan lain yang menyatakan, penyakit ini dapat menular
melalui darah dari hewan yang menderita antraks.
Rasa keingintahuan Koch terhadap
antraks semakin besar setelah berhasil melakukan percobaan pertamanya. Casimir
Davaine merupakan ilmuwan yang membuktikan penularan langsung Bacillus
anthracis di antara beberapa ekor sapi. Namun, Koch ingin mengetahui apakah
Bacillus anthracis yang tidak pernah kontak dengan segala jenis hewan
dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Koch
menemukan metode dalam pemurnian bacillus dari sampel darah untuk
kemudian dikembangbiakkan.
Melalui metode tersebut Koch mampu
mengidentifikasi, mempelajari, dan mengambil gambar bacillus yang sedang
dikembangbiakkan. Setelah itu dapat disimpulkan, jika Bacillus anthracis
berada dalam lingkungan yang tidak disukainya dan berada di luar inang (host),
bakteri tersebut akan memproduksi spora untuk melawan lingkungan yang tidak cocok
baginya. Kondisi seperti ini dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama.
Ketika kondisi lingkungan telah kembali cocok dan normal, spora akan memicu
berkembangnya kembali bacillus. Jika spora tersebut tertanam dalam
tanah, maka akan menyebabkan penyebaran antraks secara spontan (spontaneous
outbreak)
Dari percobaan keduanya tersebut, Koch
menyimpulkan, meskipun bacillus tidak kontak dengan segala jenis hewan,
namun mereka tetap dapat menyebabkan timbulnya antraks. Hasil penemuan tersebut
didemonstrasikan oleh Koch di hadapan dua orang profesor yang bernama Ferdinand
Cohn dan Cohnheim. Kedua orang profesor itu sangat terkesan dengan penemuan
Koch.
Pada tahun 1876 Ferdinand Cohn
mempublikasikan penemuan Koch dalam sebuah jurnal. Tidak lama setelah itu, Koch
menjadi cukup terkenal dan dirinya diberi penghargaan berupa sebuah pekerjaan
di Kantor Kesehatan Kekaisaran (Imperial Health Office) pada tahun 1880
di Berlin.
Popularitas dan penghargaan tidak
membuat Koch cepat berpuas diri. Di tempat kerjanya yang baru, Koch mendapat
fasilitas berupa laboratorium yang lebih baik dari sebelumnya. Koch kemudian
menemukan metode penanaman kultur bakteri dalam media padat seperti kentang.
Koch pun mengembangkan metode baru dalam mengidentifikasi bakteri dengan zat
warna (staining) agar lebih mudah terlihat.
Berbagai metode yang ditemukan oleh
Koch tersebut dapat membuat bakteri patogen lebih mudah didapatkan dalam kultur
murni (pure culture). Padahal sebelumnya, bakteri patogen sangat sulit
didapatkan karena tercampur dengan organisme lain yang dapat ikut
teridentifikasi. Dengan alasan tersebut, Koch memberikan rumusan berupa
sejumlah kondisi yang harus dipenuhi sebelum bakteri dianggap sebagai penyebab
penyakit. Rumusan tersebut dikenal dengan Postulat-postulat Koch (Koch’s
Postulates).
Dalam Postulat-postulat Koch
disebutkan, untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit, maka
organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat.
Pertama, ditemukan
pada semua kasus dari penyakit yang telah diperiksa. Kedua, telah diolah
dan dipelihara dalam kultur murni (pure culture). Ketiga, mampu membuat
infeksi asli (original infection), meskipun sudah beberapa generasi
berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh kembali dari hewan yang telah
diinokulasi dan dapat dikulturkan kembali.
Penelitian-penelitian yang dilakukan
Koch tidak terbatas pada antraks. Penyakit lain seperti TBC (tuberculosis)
dan kolera turut diteliti pula oleh Koch. Pada tahun 1883, Koch dikirim ke
Mesir sebagai pimpinan Komisi Kolera German (German Cholera Commission)
untuk menginvestigasi penyebaran kolera di negara tersebut. Meskipun Koch belum
membuktikannya dalam berbagai percobaan, Koch dapat mengidentifikasi bakteri
bernama Vibrio bacterium sebagai penyebab kolera.
Koch diangkat sebagai profesor dalam
bidang ilmu kesehatan di Universitas Berlin pada tahun 1885. Selain itu, Koch
pun mendapatkan gelar profesor kehormatan di fakultas kedokteran dan menjabat
sebagai pimpinan pada Lembaga Penyakit-penyakit Menular (Insitute for
Infectious Diseases). Koch telah berkeliling ke berbagai tempat di dunia
untuk mempelajari berbagai macam penyakit, termasuk ke Pulau Jawa.
Postulat
(asumsi/aksioma) atau patokan pikir itu adalah “suatu keterangan yang benar”,
yang kebenarannya itu dapat diterima tanpa harus diuji atau dibuktikan lebih
lanjut, digunakan untuk menurunkan keterangan lain sebagai landasan awal
untuk menarik suatu kesimpulan. Postulat mempunyai beberapa prinsip untuk ,menjamin kebenaran
dari sebuah postulat, yaitu :
Prinsip-prinsip Postulat
1. Prinsip Kausalitas adalah
keyakinan bahwa setiap kejadian mempunyai sebab dan dalam situasi yang sama,
sebab yang sama menimbulkan efek yang sama.
2. Prinsip
Prediktif Uniformatif mengatakan
bahwa sekelompok kejadian akan menunjukkan derajat hubungan di antara mereka di
kemudian hari sama dengan apa yang mereka perlihatkan pada masa yang lalu atau
sekarang.
3. Prinsip
Objektivitas mengharuskan si penyelidik untuk
bersikap tidak memihak mengenai berbagai data di hadapannya. Fakta-fakta harus
dapat dihayati dengan cara yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh orang
normal. Maksud dari sikap ini adalah untuk menghilangkan berbagai unsur subjektif
dan pribadi sedapat mungkin dan memusatkan perhatian kepada hal yang sedang
dipelajari.
4. Prinsip
Empirisme mendorong si
penyelidik untuk menganggap bahwa kesan dari indranya dapat dipercaya dan
bahwa ia dapat mengkonsep kebenaran dengan menunjukkan fakta-fakta yang telah
dialaminya. Pengetahuan adalah hasil dari pengamatan, pengalaman, dan
eksperimen dan semua itu bertentangan dengan otoritas, intuisi atau pikiran
sadar.
5. Prinsip
Kehematan atau parsimony mengatakan
bahwa oleh karena banyak hal yang sama seseorang memilih keterangan yang paling
sederhada dan menganggapnya sebagai yang paling benar. Prinsip ini
mengekangadanya keruwetan yang tidak perlu. Ia mengingatkan kita terhadap
keterangan yang berbelit-belit. Prinsip ini biasanya disebut “pisau cuk Occam”
untuk mengingatkan kita kepada William of Occam, seorang filsuf Inggris
pada abad ke-14 yang mengatakan bahwa kesatuan tidak boleh digandakan lebih
daripada yang diperlukan (entities should not be multiplied beyond necessary).
6. Prinsip Isolasi
atau segregation menghendaki agar fenomena
yang diselidiki itu dipisahkan dari yang lain sehingga dapat diselidiki
sendiri.
7. Prinsip Kontrol mengatakan bahwa kontrol adalah sangat perlu, khususnya untuk melakukan
eksperimen. Tanpa kontrol, banyak faktor yang berbeda-beda pada waktu yang
sama, dan ekperimen tidak dapat diulang. Jika keadaan berubah waktu eksperimen
dilakukan, hasilnya mungkin tidak benar.
8. Prinsip
Pengukuran yang Pasti atau exact
measurement prinsip ini menghendaki agar berbagai hasil penyelidikan dapat
dijelaskan secara kuantitatif atau matematik. Ini adalah tujuan ilmu fisika
yang memerlukan berbagai ukuran
objektif yang dapat diteliti kebenarannya
- Kriteria Postulat Koch
Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan
kemajuan metoda laboratorium dan menentukan kriteria yang diperlukan untuk
membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu.
Kriteria ini dikenal dengan postulat
Koch yaitu:
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan.
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai
biakan murni di laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada binatang
yang sesuai dapat menimbulkan penyakit.
4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari
hewan yang telah terinfeksi tersebut.
Sebagai contoh dari keterangan diatas, bahwa bakteri Bassilus
antracis pasti selalu ditemukan pada penyakit antraks. Apabila
bakteri yang diambil dari limpa sapi yang terinfeksi antraks, kemudian bakteri
tersebut mampu hidup jika diisolasi dalam lingkungan yang sesuai. Untuk
mengetahui sifat Bassilus antracis hasil biakan tersebut, kemudian
bakteri tersebut dapat diinjeksikan pada tikus yang sehat. Setelah selang
beberapa waktu tikus tikus yang sehat tersebut mati. Hal ini menunjukan jika
sifat mikroorganisme tersebut mampu membuat infeksi asli. Apabila Bassilus
antracis dari tikus yang mati diambil lagi dan diisolasi lagi maka akan
tetap mempunyai sifat pathogen bagi DNA yang sesuai.
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan
ditemukannya berbagai bakteri penyebab berbagai penyakit dalam waktu yang cukup
singkat (kurang dari 30 tahun). Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit serta adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan
oleh lebih dari 1 mikroorganisma memerlukan modifikasi dari postulat Koch. Pada
tahun 1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan penyakit
mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit.
Ekstrak terebut disaring dengan filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur
dimana filter tersebut diketahui dapat menyaring bakteri.Penelitian selanjutnya
menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari
bakteri. Yellow fever merupakan penyakit pertama pada manusia yang diketahui
disebabkan oleh virus.
Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed
(1851-1902)dengan menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus
tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab malaria.
Salah satu cara penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah mengurus air
yang tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat berkembang biak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar