DAFTAR ISI
RUMUSAN
MASALAH.....................................................................................4
PEMBAHASAN
A. karakteristik lahan pasang surut......................................................................8
B.. syarat tumbuh tanman kedelai........................................................................9
C. Teknik pengolahan tanaman kedelai
dilahan pasang surut......................10-14
BAB 1V.................................................................................................................15
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari teman teman kami untuk
memberikan materi dan pendapat nya. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Saat ini tanaman
kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang penting setelah beras disamping
sebagai bahan pakan dan industri olahan. Karena hampir 90% digunakan sebagai
bahan pangan maka ketersediaan kedelai menjadi faktor yang cukup penting
(Anonimous, 2004c). Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang
kaya akan protein yang memiliki arti penting sebagai sumber protein nabati
untuk peningkatan gizi dan mengatasi penyakit kurang gizi seperti busung lapar
Perkembangan manfaat kedelai di samping sebagai sumber protein, makanan
berbahan kedelai dapat dipakai juga sebagai penurun cholesterol darah yang
dapat mencegah penyakit jantung. Selain itu, kedelai dapat berfungsi sebagai
antioksidan dan dapat mencegah penyakit kanker.
Oleh karena itu,
ke depan proyeksi kebutuhan kedelai akan meningkat seiring dengan
kesadaran masyarakat tentang makanan sehat. Produk kedelai sebagai bahan
olahan pangan berpotensi dan berperan dalam menumbuhkembangkan industri kecil
menengah bahkan sebagai komoditas ekspor.Kebutuhan kedelai pada tahun 2004
sebesar 2,02 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 0,71 juta
ton dan kekurangannya diimpor sebesar 1,31 juta ton (Anonimous 2005c) Hanya
sekitar 35% dari total kebutuhan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri
sendiri. Upaya untuk menekan lajuimpor tersebut dapat ditempuh melalui strategi
peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, peningkatan efisiensi
produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk,
peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, perbaikan sistem permodalan,
pengembangan infra struktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif usaha
(Anonimous, 2004c; 2005c).
Mengingat
Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar, dan industri pangan berbahan
baku kedelai berkembang pesat maka komoditas kedelai perlu mendapat prioritas
untuk dikembangkan di dalam negeri untuk menekan laju impor (Anoniomus,
2005b).Tujuan penulisan makalah ini adalah memberikan gambaran tentang arah
pengembangan produksi kedelai ke depan dan kebijakan penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan arah kebijakan pengmbangan komoditas kedelai.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana karakteristik tipologi lahan pasang surut ?
2.
Apa saja syarat tumbuh tanman kedelai ?
3.
BagaimanaTeknik pengolahan tanaman kedelai dilahan pasang surut ?
C. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui karakteristik tipologi lahan pasang surut
2. Untuk
mengetahui apa apa saja syarat tumbuh nya tanaman kedelai
3. Mengetahui
teknik pengolahan tanamn kedelai dilahan pasang surut
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi Tanaman Kedelai
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu
Glycine soja dan Soja max . Namun pada tahun 1948
telah disepakatibahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah,
yaitu Glycine max (L.)
Merill. Menurt Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
B.
Morfologi Tanaman Kedelai
1. Akar
Akar kedelai
mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar
tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang
terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan
yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam,
yaitu akar tunggang (Suprapto, 1998).
Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik.
Pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar
cabang. Pada akar – akar cabang banyak terdapat bintil – bintil akar berisi
bakteri Rhizobium japonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas
bebas (N2) dari udara yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah
(Andrianto, 2004).
Tanaman
kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh
menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah
turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan
air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga
120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut
air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya
bintil-bintil
akar (Sumarno, 1997).
2. Batang
Pertumbuhan
batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe determinate dan
indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas
keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate
ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai
berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk
batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga.
Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe batang mirip
keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau
semi-indeterminate (Kanisus, 1989).
Jumlah buku
pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan periode panjang
penyinaran pada siang hari. Pada kondisi normal, jumlah buku berkisar 15-30
buah. Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih banyak dibandingkan batang
determinate (Hidayat, 1985).
Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau
setelah fase menjadi kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat
dibedakan menjadi dua. Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas
disebut hipokotil, sedangkan bagian di atas keping biji disebut epikotil.
Batang kedelai tersebut berwarna ungu atau hijau (Bertham, 2002).
3.Daun
Umumnya,
bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua
bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan
mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji. Umumnya,
daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk
varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata,
berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Danarti dkk, 1995).
Pada buku pertama tanaman yang tumbuh dari biji
terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya
terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki
tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing
daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus
pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk.
Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian
bawah batang (Andrianto, 2004).
Umumnya,
bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua
bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan
mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi biji. Umumnya, daerah yang
mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk varietas
kedelaiyang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata antara 190-320
buah/m² (Irwan, 2006).
BAB III. PEMBAHASAN
1.karakteristik tipologi
lahan pasang surut
Lahan pasang surut merupakan suatu lahan yang terletak pada
zone/wilayah sekitar pantai yang ditandai dengan adanya pengaruh langsung
limpasan air dari pasang surutnya air laut atau pun hanya berpengaruh pada muka
air tanah
Berdasarkan tipologinya lahan pasang surut digolongkan ke dalam
empat tipologi utama, yaitu:
(1) lahan potensial
Lahan potensial adalah lahan yang paling kecil kendalanya dengan ciri lapisan
pirit (2 %) berada pada kedalaman lebih dari 30 cm, tekstur tanahnya liat,
kandungan N dan P tersedia rendah, kandungan pasir kurang dari 5 persen,
kandungan debu 20 % dan derajat kemasaman 3,5 hingga 5,5 . (Manwan, I.
dkk.1992). Lahan potensial yaitu lahan pasang surut yang tanahnya termasuk
tanah sulfat masam potensial dengan lapisan pirit berkadar 2% terletak pada
kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan tanah (Jumberi)
(2) lahan sulfat masam
lahan sulfat masam adalah lahan yang lapisan piritnya berada pada
kedalaman kurang dari 30 cm dan berdasarkan tingkat oksidadinya lahan sulfat
masam ini dibagi lagi lahan sulfat masam potensial yaitu lahan sulfat masam
yang belum mengalami oksidasi dan lahan sulfat masam aktual yaitu lahan sulfat
masam yang telah mengalami oksidadi. (Manwan, I. dkk.1992).
Lahan sulfat masam ini dibedakan lagi menjadi : (a) lahan sulfat
masam potensial, yaitu apabila lapisan piritnya belum teroksidasi dan (b) lahan
sulfat masam aktual, yaitu apabila lapisan piritnya sudah teroksidasi yang
dicirikan oleh adanya horizon sulfurik dan pH tanah < 3,5. (Jumberi,)
(3) lahan gambut/bergambut
lahan gambut/bergambut adalah lahan yang mempunyai lapisan gambut
dan berdasarkan ketebalan gambutnya lahan ini dibagi ke dalam empat sub
tipologi yaitu lahan bergambut, gambut dangkal, gambut dalam dan gambut sangat
dalam, umumnya lahan gambut kahat beberapa unsur hara mikro yang
ketersediaannya sangat penting untu pertumbuban dan pekermbangan
tanaman(Manwan, I. dkk.1992).
lahan gambut ini dibagi lagi menjadi : (a) lahan bergambut bila
ketebalan lapisan gambut 20-50 cm, (b) gambut dangkal bila ketebalan lapisan
gambut 50-100 cm, (c) gambut sedang bila ketebalan lapisan gambut 100-200 cm,
(d) gambut dalam bila ketebalan lapisan gambut 200-300 cm dan (e) gambut sangat
dalam bila ketebalan lapisan gambut > 300 cm. (Jumberi,)
(4) lahan salin
lahan salin adalah lahan pasang surut yang mendapat intrusi air
laut, sehingga mempunyai daya hantar listrik 4 MS/cm, kandungan Na dalam
larutan tanah 8 – 15 % (Manwan, I. dkk.1992).
Lahan salin adalah lahan pasang surut yang mendapat pengaruh atau
intrusi air garam dengan kandungan Na dalam larutan tanah sebesar > 8%
selama lebih dari 3 bulan dalam setahun, sedangkan lahannya dapat berupa lahan
potensial, sulfat masam dan gambut.
Berdasarkan pertimbangan bahwa faktor-faktor
yang berpengaruh dalam pemanfaatan dan pengelolaan lahan rawa adalah: (a)
kedalaman lapisan mengandung pirit/bahan sulfidik, dan kondisinya masih
tereduksi atau sudah mengalami proses oksidasi, (b) ketebalan dan tingkat
dekomposisi gambut serta kandungan hara gambut, (c) pengaruh luapan pasang dari
air salin/payau, (d) lama dan kedalaman genangan air banjir, dan (e) keadaan
lapisan tanah bawah, atau substratum.
Penggolongan tipologi lahan pasng surut di atas sangat umum,
sehingga menyulitkan transfer teknologi dalam satu tipologi lahan, oleh karena
itu diusulkan penggelompokkan lahan yang lebih rinci dengan mempertimbangkan
berbagai ciri dan karakteristik yang lebih spesifik
2.
syarat tumbuh tanaman kedelai
·
Tanah
Tanaman kedele dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik serta air yang cukup selama pertumbuhan tanaman. Tanaman kedele dapat tumbuh baik pada tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol atau andosol. Pada tanah yang kurang subur (miskin unsur hara) dan jenis tanah podsolik merah-kuning, perlu diberi pupuk organik dan pengapuran.
Tanaman kedele dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik serta air yang cukup selama pertumbuhan tanaman. Tanaman kedele dapat tumbuh baik pada tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol atau andosol. Pada tanah yang kurang subur (miskin unsur hara) dan jenis tanah podsolik merah-kuning, perlu diberi pupuk organik dan pengapuran.
·
Iklim
Kedele dapat tumbuh subur pada : curah hujan optimal 100-200 mm/bulan. Temperatur 25-27 derajat Celcius dengan penyinaran penuh minimal 10 jam/hari. Tinggi tempat dari permukaan laut 0-900 m, dengan ketinggian optimal sekitar 600 m.
Kedele dapat tumbuh subur pada : curah hujan optimal 100-200 mm/bulan. Temperatur 25-27 derajat Celcius dengan penyinaran penuh minimal 10 jam/hari. Tinggi tempat dari permukaan laut 0-900 m, dengan ketinggian optimal sekitar 600 m.
·
Air
Curah hujan yang cukup selama pertumbuhan dan berkurang saat pembungaan dan menjelang pemasakan biji akan meningkatkan hasil kedele.
Curah hujan yang cukup selama pertumbuhan dan berkurang saat pembungaan dan menjelang pemasakan biji akan meningkatkan hasil kedele.
3.Teknik pengolahan tanaman kedelai dilahan pasang surut
A..Pembibitan
1)Penyiapan Benih
Pada tanah yang
belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur dengan
legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang ditempatkan di
media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya (Rhizobium
japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau
kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini
akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur
N dari udara.
Cara pemberian legin:
a) sebanyak 5-10 gram legin dibasahi dengan air sekitar 10 cc;
b) legin dicampur dengan 1 kg benih dan kocok hingga merata (agar seluruh kulit biji terbungkus dengan inokulum;
c) setelah diinokulasi, benih dibiarkan sekitar 15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.
a) sebanyak 5-10 gram legin dibasahi dengan air sekitar 10 cc;
b) legin dicampur dengan 1 kg benih dan kocok hingga merata (agar seluruh kulit biji terbungkus dengan inokulum;
c) setelah diinokulasi, benih dibiarkan sekitar 15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.
Selain itu, yang
perlu diperhatikan dalam hal memilih benih yang baik adalah:
kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
2) Teknik Penyemaian Benih
kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
2) Teknik Penyemaian Benih
Penanaman dengan
benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah dapat diatasi dengan cara
menanamkan 3-4 biji tiap lubang, atau dengan memperpendek jarak tanam. Jarak
tanam pada penanaman benih berdasarkan tipe pertumbuhan tegak dapat
diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan agak condong (batang bercabang
banyak) diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhan tanaman yang satu dengan lainnya
tidak terganggu.
3) Pemindahan Bibit
3) Pemindahan Bibit
Ketika memindah
yaitu menunjuk akar tanaman di kebun, perlu memperhatikan cara-cara yang baik
dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman,
sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhan bahkan mati.
B.Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
B.Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Terdapat 2 cara
mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa pengolahan tanah
(ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng dan
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2
sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari
sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman
sekitar 3 minggu.
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2
sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari
sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman
sekitar 3 minggu.
2) Pembentukan Bedengan
Pembuatan
bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun denga bajak lebar 50-60
cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase, maka jarak antara drainase yang
satu dengan lainnya sekitar 3-4 m.
3) Pengapuran
3) Pengapuran
Tanah dengan
keasaman kurang dari 5,5 seperti tanah podsolik merah-kuning, harus dilakukan
pengapuran untuk mendapatkan hasil tanam yang baik. Kapur
dapat diberikan dengan cara menyebar di permukaan tanah, kemudian dicampur
sedalam lapisan olah tanah sekitar 15 cm. Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum
musim tanam, dengan dosis 2-3 ton/ha. Diharapkan pada saat musim tanam kapur
sudah bereaksi dengan tanah, dan pH tanah sudah meningkat sesuai dengan yang
diinginkan.Kapur halus memberikan reaksi lebih cepat daripada kapur
kasar. Sebagai sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur tembok.
Pemberian kapur tidak harus dilakukan setiap kali tanam, tetapi setiap 3-4
tahun sekali. Dengan pengapuran, tanah menjadi kaya akan Calsium (Ca) dan
Magnesium (Mg) dan pH-nya meningkat. Selain itu peningkatan pH dapat
menaikkan tingkat persediaan Molibdenum (Mo) yang berperan penting untuk produksi kedelai dan golongan ketela pohon.
4) Waktu Tanam
4) Waktu Tanam
Pemilihan waktu
tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang masih muda tidak terkena
banjir atau kekeringan. Karena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan
berkisar antara 75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir
musim penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup
air.Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai
pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan
musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah
menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat
ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau
C. .Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Kedelai mulai
tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang
ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak
seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak
tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore
hari.
2) Penyiangan
seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak
tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore
hari.
2) Penyiangan
Penyiangan ke-1
pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha.
3) Pembubunan
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha.
3) Pembubunan
Pembubunan
dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran
tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
4) Pemupukan
4) Pemupukan
Dosis pupuk yang
digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondis tanah. Pada tanah subur
atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak
diperlukan. Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil.
5) Pengairan dan Penyiraman
Kedelai
menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini
dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen,
tanah sebaiknya dalam keadaan kering. Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan
menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat
menyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya.
kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan
kegagalan panen.Di lahan sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak ada irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah penguapan air secara berlebihan.
menyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya.
kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan
kegagalan panen.Di lahan sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak ada irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah penguapan air secara berlebihan.
Apabila ada
irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari, tanah harus diairi.Caranya
tanaman digenangi air selama 30-60 menit. Pengairan seperti ini diulangi setiap
7-10 hari. Pengairan tidak dilakukan lagi apabila polong telah terisi penuh.Pada
tanah yang keras (drainase buruk) kelebihan air akan meyebabkan akar membusuk.
Di tanah berdrainase buruk harus dibuat saluran drainase di setiap 3-4 meter
lahan memanjang sejajar dengan barisan tanam.
6) Pemeliharaan Lain
Kedelai termasuk
tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari maka membutuhkan tanaman
pelindung. Tanaman kedelai yang terlindung akan selalu muda sehingga proses
pembentukan buah kurang baik, dan hasilnya akan sedikit, bahkan tidak berbuah
sama sekali. Tanaman kedelai akan rusak bila tertimpa cabang -cabang kering
tanaman pelindung yang jatuh.
7) Panen
1. Ciri dan Umur Panen
7) Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai
dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena
serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau
menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua,
batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan
merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong
retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan
gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya.
BAB
IV. PENUTUP
1. Kesimpulan
Lahan pasang surut merupakan suatu lahan yang terletak pada
zone/wilayah sekitar pantai yang ditandai dengan adanya pengaruh langsung
limpasan air dari pasang surutnya air laut atau pun hanya berpengaruh pada muka
air tanah. Tanaman kedelai termasuk
tanaman palawija yaitu tanaman kedua setelah
tanaman pangan. Berdasarkan tipologinya lahan pasang surut digolongkan
ke dalam empat tipologi utama, yaitu
1.lahan potensial
2.lahan gambut
3.lahan sulfat masam
4. lahan salin
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu
Glycine soja dan Soja max . Namun pada tahun 1948
telah disepakatibahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah,
yaitu Glycine max (L.)
Merill. Menurt Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
- Saran
Sebelum melakukan budidaya pada suatu lahan hendaknya
kita pahami dulu karakteristik yang ada sehingga dapat kita dapat menentukan
tanaman pada lahan pasang surut.
DAFTAR
PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2004. Strategi
peningkatan produksi kedelai sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan dalam negerida mengurangi impor.Orasi Pengukuhan APU. Badan Litbang Pertanian. 50 hlm.2005. Kedelai, budidaya dengan pemupukan yang efektif dan pengoptimalan peran bintil akar.Seri Agribisnis.PenebarSwadaya.107hlm.
memenuhi kebutuhan dalam negerida mengurangi impor.Orasi Pengukuhan APU. Badan Litbang Pertanian. 50 hlm.2005. Kedelai, budidaya dengan pemupukan yang efektif dan pengoptimalan peran bintil akar.Seri Agribisnis.PenebarSwadaya.107hlm.
Anonimuos, 2004a. Dukungan
inovasi teknologi dalam program bangkit kedelai.
Puslitbangtan. Makalah disampaikan pada Bangkit Kedelai di Cisarua.
Ditjentan.Bogor.36hlm.2004b. Profil Kedelai (Glycine max). Ditjentan, Direktorat Kacangkacangan dan Umbi-umbian. 50 hlm.2004c. Roadmap Komoditas Kedelai. Balitkabi. 9 hlm. 2005a. Program Bangkit Kedelai tahun 2004. Ditjentan, Direktorat Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 27 hlm.IV-1872005b Makalah Menteri Pertanian dalam Rapat Koordinasi Bidang Perekonomian. 13 April 2005. 16 hlm.
Puslitbangtan. Makalah disampaikan pada Bangkit Kedelai di Cisarua.
Ditjentan.Bogor.36hlm.2004b. Profil Kedelai (Glycine max). Ditjentan, Direktorat Kacangkacangan dan Umbi-umbian. 50 hlm.2004c. Roadmap Komoditas Kedelai. Balitkabi. 9 hlm. 2005a. Program Bangkit Kedelai tahun 2004. Ditjentan, Direktorat Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 27 hlm.IV-1872005b Makalah Menteri Pertanian dalam Rapat Koordinasi Bidang Perekonomian. 13 April 2005. 16 hlm.
Anonimous, 2005 c. Renstra Balitkabi 2005-2009, Balitkabi (Proses Publikasi) 2005c. Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Menengah (RPPJM: 2005–2010) Departemen Pertanian.
Gonzales, L.A. , F. Kasryno, N.D. Perez and M.W. Rosegrant. 1993. Economic
Incentives and Comparative Advantage in Indonesian Food Crop Production.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar